Jerusalem – Konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, kian sengit. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bahkan menegaskan negaranya harus siap merangka operasi dalam waktu yang lama di Gaza.
Reuters: Bloodshed in and around Gaza surged Tuesday with strikes killing 13 Palestinians, a day after five Israeli soldiers died, shattering hopes for an end to three weeks of violence.
It was a bloody start to the three-day Muslim holiday of Eid al-Fitr which began on Monday, with international demands for an end to the fighting falling on increasingly deaf ears.
“In the name of humanity, the violence must stop,” pleaded UN Secretary General Ban Ki-moon after holding long talks with Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu, urging him to “stop the violence” and heed international calls for a ceasefire.
But Netanyahu appeared determined to press the offensive.
“We must be prepared for a lengthy campaign,” he said in a live broadcast Monday after a mortar attack killed four people in southern Israel, and troops fought a gun battle with Palestinian militants who sneaked across the border.
“We will not end this operation without neutralising the tunnels whose sole purpose is killing our citizens.”
As he spoke, the military sent messages to thousands of Palestinians in Shejaiya, Zeitun, Jabaliya, Beit Lahiya and Beit Hanun, urging them to flee their homes and seek shelter in central Gaza City as troops prepared to step up their 21-day campaign.
Shortly afterwards, the cloudy skies over Gaza lit up with flashes as the army began an intensive wave of air strikes and heavy shelling across the strip that continued early Tuesday, AFP correspondents and medics said.
Ten people were killed in the first wave of strikes, among them three children who died with two adults when a shell hit a house in the northern town of Jabaliya, emergency services spokesman Ashraf al-Qudra said.
Another five died in a strike on Khan Yunis in southern Gaza, taking to at least 29 the number of killed on Monday.
 |
| Israel: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto Reuters /Baz Ratner ) |
Laporan liputan 6:
Netanyahu menjelaskan Israel akan terus menjalankan operasi militer sampai tujuan merusak jaringan terowongan tercapai. “Kita akan terus bertindak agresif…hingga misi kita untuk melindungi warga, tentara, dan anak-anak berhasil,” ucap Netanyahu, seperti dilansir BBC Indonesia, Selasa (29/7/2014).
Pernyataan ini dikeluarkan pada Senin 28 Juli waktu setempat setelah sejumlah ledakan terjadi di kompleks rumah sakit utama Gaza dan taman di dekatnya, menewaskan 10 orang.
Sementara itu, media Israel melaporkan 4 warga Israel tewas dalam serangan mortir di dekat perbatasan Gaza.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mendesak segera dihentikannya kekerasan di Gaza. Dia mengatakan wilayah Palestina dalam ‘keadaan kritis’. “Atas nama kemanusiaan, kekerasan harus dihentikan,” kata Ban.
“Setidak 10 orang — delapan di antaranya anak-anak — tewas Senin sore (28 Juli) pada ledakan di Gaza CityKlik,” beber pejabat kesehatan Palestina.
Pejabat Palestina ini mengatakan 10 orang korban tersebut tewas karena serangan peluru kendali. Namun Israel mengatakan ledakan disebabkan roket yang salah tembak oleh ‘teroris’.
Sejumlah laporan radio Israel dan televisi Channel 10 menyatakan 4 warga sipil meninggal dan 10 orang lainnya cedera karena mortir di daerah Eshkol.
Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza sejak tiga minggu lalu setelah terjadinya peningkatan tembakan roket. Sebelumnya pada Senin 28 Juli, lebih 1.030 warga Palestina yang sebagian besar warga sipil, serta 43 tentara Israel dan dua warga sipil Israel tewas. Seorang warga Thailand di Israel juga meninggal.
Netanyahu menjelaskan Israel akan terus menjalankan operasi militer sampai tujuan merusak jaringan terowongan tercapai. “Kita akan terus bertindak agresif…hingga misi kita untuk melindungi warga, tentara, dan anak-anak berhasil,” ucap Netanyahu, seperti dilansir BBC Indonesia, Selasa (29/7/2014).
Pernyataan ini dikeluarkan pada Senin 28 Juli waktu setempat setelah sejumlah ledakan terjadi di kompleks rumah sakit utama Gaza dan taman di dekatnya, menewaskan 10 orang.
Sementara itu, media Israel melaporkan 4 warga Israel tewas dalam serangan mortir di dekat perbatasan Gaza.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mendesak segera dihentikannya kekerasan di Gaza. Dia mengatakan wilayah Palestina dalam ‘keadaan kritis’. “Atas nama kemanusiaan, kekerasan harus dihentikan,” kata Ban.
“Setidak 10 orang — delapan di antaranya anak-anak — tewas Senin sore (28 Juli) pada ledakan di Gaza CityKlik,” beber pejabat kesehatan Palestina.
Pejabat Palestina ini mengatakan 10 orang korban tersebut tewas karena serangan peluru kendali. Namun Israel mengatakan ledakan disebabkan roket yang salah tembak oleh ‘teroris’.
Sejumlah laporan radio Israel dan televisi Channel 10 menyatakan 4 warga sipil meninggal dan 10 orang lainnya cedera karena mortir di daerah Eshkol.
Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza sejak tiga minggu lalu setelah terjadinya peningkatan tembakan roket. Sebelumnya pada Senin 28 Juli, lebih 1.030 warga Palestina yang sebagian besar warga sipil, serta 43 tentara Israel dan dua warga sipil Israel tewas. Seorang warga Thailand di Israel juga meninggal.
No comments:
Post a Comment