Tradisi pelik ini bermula pada 1984 untuk mengakhiri musim karnival setempat . Nama " Pachencho " sendiri dipilih bukan berkaitan seseorang melainkan dari tajuk kisah yang dimainkan di teater tempatan . Alih - alih bersuasana duka , festival kematian palsu ini malah disambut bagaikan sebuah pesta di jalan - jalan bandar selama seharian .
" Festival ini memberikan nafas pada bandar ini yang terus menjalani kehidupan sukar , " kata Yaumara Solis . " Berduka untuk orang yang hidup bukan tindakan tidak sopan pada yang telah tiada , ini adalah penghormatan untuk cabaran kehidupan . "
sumber : mail.uk
sumber : mail.uk
No comments:
Post a Comment